Diana mungkin nama yang sangat tak aneh di rumah besar dan mewah tempat ku dibesarkan
ya aku dilahirkan dari sepasang suami istri mama dan papaku yang sangat mencintai hingga akhirnya aku ada mengisi kekosongan mereka.
Namun sayangnya darii kecil ku terbiasa ssndiri ku tak kenqal siapa orang tuaku ya arena mereka sangat sibuk dengan pekerjaan kantor mereka dan yang aku tau mereka hanya memberi aku materi bukan kebahagiaan.
Tak ku pungkiri kami teingal serumah namun aku jarang ketemu mereka. Entah kerena apa mereka sesibuk itu? Hingga tak ada waktu buat anak sematawayngn mereka.
Ya ku akui aku sangat bangga karena punya orang tua yang gigih dan semangat dalam menghadapi kerasnya tantangan hidup. Namun bila terpikir buat apa meraka karja seperti itu? Apakah buat masa depanku?
Sadar ku pnya segalanya tapi ku tak punya siapa2 ku hanya punya uang hidupku begitusepi sendiri seperti tak dianggaap ada.
Sampai hari ulang tahunku pun mereka sepertinya tak ingat yang ada diingatan mereka setiap meinngu papa dan mama ternasfer sejumlah uang untuk kehidupanku untuk semua keperluanku tanpa ereka pernah bertanya sebenarya apa yang aku inginkan?
Aku sisihkan uang yang orangtuaku kasih untuk sebuah panti asuhan anak yatim ketika ku kesepian ku menghabiskan waktu banreng mereka karena buat aku merekalah yang mengerti aku tak seperti orangtuaku yang tak pernah tau apa yang anaknya inginkan.
Hari ini ulangtahunku yang ke-18 ku merasa sangat malas karen pasti takkan ada ucapan apalagi hadiah jadi ku putusakan aku pergi ke taman yang tak jauh dari rumahku. Sengaja ku jalan kaki mengisi kekosongan yang ada karena ku tau hatiku saat ini benar2 sangat sepi dan kesepian.
Sesampainya ditaman ku duduk melihat bunga2 yang mekar dengan segarnya dan melihat kupu2 yang sanagt indah berkejar2an sdengan sesamanya. Ah malas akhirnya ku memutuskan tuk pulang.
Tiba2 dari belakang ada motor yang lari begitu cepat menyermpet akudan membuatku jatuh hingga mungkin pinsan setauku saat itu aku sudah berada di RS.
Ku bertanya pada dokter siapa yang membawa aku kemari? Tak ada yang tau dan anehnya semua biaya sedah ditanggung, mungkin orang itu malaikat pikirku.
Waktu itupun berlalu ku kembali kerumah dengan luka perban di dahi. ku melihat ada mama sedang duduk dengan salah satu client bisnisnya di depan. Anehnya tak ada pertanyaan semuanya seperti biasa saja tak ada yang ditanyakan.
Ku lari ke kamar dengan tertatih2 meniangis histeris “ mengapa mama seperti itu jahat sekali” aku hanya berharap dia bertanya kenapa dahiku diperban? mungkin dengan senang hati ku akan menjelaskan tanpa memperdulikan rasa sakit yang aku derita. Tapi apa? Mama tak menyapa. Apalagi papa yang tak tau ada dimana???
3 tahun berlalu setelah kejadian itu dalam tiga tahun yang aku jalani tak ada masalah namuan hari ini saat ulangtahunku yang ke 21 ku merasakan ada sakit yang mendalam ku yakin sakiyt ini berasal dari luka lama yang dulu ya saat umurku masih 18tahun.
Ku merasa sangat sakit hingga ku menjerit2 histeris oh sakit...
namun sayangnya orangtuaku ta akan tau karena meraka tak ada disini dan aku janji tak akan memberi tau. Karena buat apa aku memberi tau tak akan ada yang peduli dengan kondisiku.
Ya hampir tiap hari aku merasakan sakit yang tak terkalahkan. Karena itu terus berlanjut dalam beberapa mingg akhirnya u emutuskan untuk pergi ke RS memeriksakan apa yang terjadi dengan kepalaku.
Hasil tes baru bisa diambil 4 hari setelah itu. Ku memeng menderita dengan rasa sakit yang sanget menyiksa namun dibandingkan dengan sakit hati yang kuderita tak ada bandingannya bahakan aku sangat dendam pada kedua oarangtuaku.
4hari ku menunggu akhirnya aku bisa melihat apa yang menjadi penyakit dikepalaku.. ku pergi sendiri dengan kaki yang sangat tenang seperti tak ada masalah. Ku temui dokter yang telah ku janjikan akan aku temui di RS yang memeriksakan penyakitku.
Ku bertemu dokter dengan persaan tak enak entah apa yang terjadi?
Ku bertanya tentang apa yang aku derita?
Dokter menjawab dengan sangat hati2 ku tau mungkin takut menyakiti erasaanku dan dia bilang aku kena kanker otak stdium akhir. Tak kaget aku mendengar karena dugaanku juga mngetakan aku seperti itu.
Mungkin umurku tinggal beberapa hari atau bahkan tinggal menghitung detik mungkin. Awalnya ku mau memberikan surat yang diberikan dokter kepada mamaku biar mereka kaget dan menyesal menelantarkan aku, tapi tetap aku tak tega walau bagaimanapun mereka adalah orang yang paling aku sayang ya karena meraka orangtuaku meraka yang membuat aku hidup dan menjadi tau arti kehidupan.
Ku urungkan niat biarkan aku yang menanggung semuanya ku akan berikan setelah aku tiada ya akan ku berikan dengan sebuah kado yang berwarna ungu kesukaan mama.
Dalam akhir hidupku yang tak ku sesali adalah aku punya orangtua yang sangat menyayangiku walau ku tak tau bagaimana mereka menyayangiku.
Ku bunkus sebuah boneka yang dulu ketika aku berumur 5 tahun mereka berikan sebagai oleh2 dari kepergian mereka ke singapore dan ku balut dengan sebuah jaket yang pernah papa berikan ketika ku masih TK. Walau itu sudah lampau tapi aku sangat mengingat masa2 itu karena itulah kenagan yang terindah yang teringat dalam memori bersama itu keu masukan sebuah amplop dari dokter dan secarik kertas yang bertuliskan
“mama papa aku tak pernah menyesal mempunyaoi orang tua seperti kalian walau hati kecilku sangat dendam karena keegoa kalian yang tak pernah menganggapku ada. Enth waktu dan harta kalian akan kalian berikan pada siapa?
Aku tak butuh semua itu, yang aku butuhkan hanya kalian.
Ini esempatan terakhir yang aku punya aku hanya minta maaf. Aku enyayangi kalian tapi au tak pernah mengataknnya. Maaf atas semua kesalhanku”
hari itu skujur tubuhku kaku mungkin ini adalah saat terakhir aku berada di dunia ini dari hidungku keluar darah bertumpahan di kertas kado ku membaringan diri di sopa dan ku menutup mata ya aku menutup mataku yang sanagt lelah untuk melihat isi dunia. Waktunya aku pulang***********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar