15/01/10

mungkin

Tak bisa
Aku adalah manusia yang terlahir dengan segala yang ada dan keadaan yang ada. Tak akan getir ketika kau akn menghalami sebuah kejadia dimana aku akan tuntut semuanya dengan kerja kerasku. Bahkan dengan semua yang tak pernah kubayangkan sekalipun.
Aku tak pernah berfikir apa yang kan terjadi padaku setelah aku dewasa, masa kanak2ku sangat menyenangkan bahkan hamper sama seperti anak2 lain. Tumuh dalam kelaurga yang sangat bahagia sampai aku dewassa sekarang ini.
Aku sekarang sudah 20 tahun. Waktu yang sangat lama untuk orangtuaku mendidikku sampai sedewasa ini yak arena ku tau orantua ku sangat menyayangiku dengan sekemampuan mereka.
Disisi lain aku punya malalah yang kadang aku anggap tak pernah berarti, namun sampai sekarang ternyata sangat mengganggu. Ya malalah kejiwaan dan pemenuhan kejiwaan itu sendiri.
Awalnya mungkin biassa saja, tapi aku sadar sekarang menjadi tak biasa karena aku tau aku sangat membutuhkan bahkan hanya untuk bercerita, yak arena aku terlalu sendiri untuk kesendirian, bahkan rasa itu menjasdi mati ya kkarena kau terlalu takut. Aku takut saat semua orang tau mereka akan menjauhiku bahkan mengucilkanku.
Ya menjauhiku, mungkin aku akan tetep sendiri sampai kesendirianku menjadi terbiasa karena terlalu biassa dan menjadi kebiassaan.
Ku belajar untuk memahami sikap2 orang2 yang dekat denganku aku juga tetep bersyukur dengan semua yang ada bahkan semua yang terlahir. Tapi keadaan yang seperti tak berpihak kepadaku. Ataukah aku yeng terlalu memperburuk keadaan aku juga tak pernah ngerti.
Kuisi hari2 ku yang penuh keceriaan ne dengan sebauah doa semoga mereka bahagia, ya kerena kebahagiaan buatku sangat mahal. Bahkan keceriaan ku diluar seperti sebuah janji yang tak mungkin dikatakan ya sebuah dilemma yang tak berakhir hanya dengan menutupi yang ada.
Hidupku bermassalah aku bermasalah dengan semuanya. Bahkan dengan semua yang ada akupun bermasalah. Aku barmassalah dengan kata, bahkan bermasalah dengan tubuh mungilkau yang setiap hari mememani jiwa sunyiku. Hanya dia yang menjaddi pelampiasan semuanya. Kadang sempat berfikir mungkin aku berdosa karena telah menyianyiakan apa yang tuhan kasih buat aku.
Apa hukuman buat aku yang tak ;pernah mensyukuri kenikamatan ini. Ya kenikmatan aku berkarya hanya untukku sendiri, kenikmatan aku berinsfirasi walau hanya aku yang menikmati bahkan kenikmatan aku sendiri karena tak ada satu orangpun yang mengerti tentangku.
Ketika ku menghela nafas panjang diantara ratusan beban ku berfikir apa yang akan aku lakukan selanjutnya? Diantara seribu harapan orangttuaku tan sejuta beban yang selalu membuatku merasa tak pernah yakin.
Ingin ku menemukan jawaban, tapi tak bisa karena aku tak pernah membaranikan diri untuk mencarinya. Apa yang bisa aku lakuakan selain mengeluh pada diri ini? Tak pernah ada bahkan mungkin selamanya tak akan ada.
Tapi aku yakin tuhan tau semuanya. Tuhan sangat menyayangiku dan aku berjanji aku akan menjadi apa yang terbaik buat diriku tanpa ada yang pernah menyangka kalau aku sendiri. Dengan segala kemapuan aku akan tetep tegar, dengan segala jerih payanh aku akan tetep bisa tersenyum bahkan aku akan membahagiakan semua orang yang berarti dalam hidup aku aku tak mau memnuntut apapun dari mereka. Aku akan tanggung apa yang tersirat dalam kenyataan dan apa yang tak pernah dikatakan tangan takdir.
Aku senang bahkan dengan sejuta kepenatan, sejuta beban dan sejuta kesendirian. Aku akan bahagia dengan obat2 yang membuatku merasa yakin aku ada, bahagia dengan semua penyakit yang tiap saat menyerangku dan membuat aku merasa sangat lemah dan sangat tak berdaya. Bahkan dengan sejuta kenyataan bahwa aku tak punya apa2 aku yang selalu bersembunyi dibalik senyuman dan dibalik keceriaan dan semua yang indah yang tak bisa dilukiskan oleh apapun yang berarti.
Aku adalah aku, aku adalah cintanya orangtua. Aku akan wujudin semuanya dan dalam semuanya. Bahkan ketika aku sendiri dan menyendiri. Aku sayang kalian, bila aku pergi jangn lupakan aku. Jangan menyingkirkan aku dari ingatan kalian dan jangan menangis.

05/01/10

3 bulan berikutnya

3bulan berikutnya.
Ada kata yang mungkin takkan terucap bukan salah siapa ataupun menyalahkan siapa?
Namun yang terjadi hanya sekedar rasa yang menunjukan siapa yang kan menjadi bukan seperti kupu2 yang berubah menjadi kepompong ataupun sebaliknya, tapi hanya naluri sang penguji berkata apa yang kan terjadi selama 3 bulan?
Terkadang sebuah cinta menunjukan ada perasaan luka, tapi tak selayaknya aku memperlakukan temu yang tak hadir tiba2 ada. Aneh tapi sengguh menjadi tanggungan besar bukan buat jiwa ataupun hati namun mungkin terkadang mengganggu jiwa.
Aku hanya ingin melakukan apa yang harus dilakukan bukan apa yang wajib dilakukan. Bahkan aku akan merasakan sebauah maya yang bekepanjangan yang menggantung dalam imajinasi. Mungkin ku kan katakana terserah apaupun aku akan katakan aku mau.
Tergambar apa yang terjadi, ya sebuah ketakutan apakah? Ataukah?
Tak mau egois aku tak berharap siapa yang menunjukan tapi mungkin aku akan tunjukan sendiri apakah aku masih mau atukah aku tak akan mampu.
Tanya akan siapa yang tak pernah merasa jawabannya tetap aku, bukan mau menutp diri ataupun menutup semua kebijakan tapi Cuma ingin mengatakan sebuah keadaan yang mungkin menjadi nyata. Aku akan menderita selama 3 bulan.
Aku terima bukan karena aku mau ataupun aku mampu namun tak ada pilihan yang membuatku merasa lebih yakin. Aku tak pernah merasa takut ataupun merasa tak adil, namun tangan takdir mengatakan apa yang harus dituliskan, namun aku akan hadapi. Ya setidaknya dengan sebuah keyakinan bahwa aku bisa.
Emmm ingin kurasakan angin segar, untuk menjadikan aku masih punya keadaan yang sama seperti sebelumnya. Takut tak akan merubah semuanya.
Aku kan berjanji pada siapa? Semuanya tak penting yang terpentinng adalah aku kan menyelam sampai kedasar rasa sakit yang tak kurasakan sebelunya.
3bulan berikutanya aku kan tunggu bahkan dengan sesak ku kan sambut, aku menunggu setiap aliran panas darah yang menjadi egois bahkan menjadikan aku tak mampu berkata apapun.
Sejujurnya aku akan melihat siapa? Aku akan katakana pada siapa? Aku akan katakana pada hati sendiri seperti bunga mawar yang berduri tetap indah dan layak diungkap sebagai tanda sayang atau cinta.
Jari2 ini mungkin kan mengatakan hal yang sama bila dia mampu. Aku merindukannya meridukan setiap keadaan yang akan menjadi baik yang menjadi sempurna. Bukankah ini yang aku inginkan tanggungan nadi ini kan berjanji akan mengatakan apapun yang baik.
Walau dalam nadi tak sepeti dikatakan angin dilautan. Berhembus dan berarah.
Hai kan kukatakan pada keindahan karena aku merindukannya bahkan aku menginginkanya. Aku egois aku tak mengenalnya. Aku akan mendeskriminasikan semuanya dalam lagu jiwa yang kan menemaniku sampai aku kembali ke 3 bulan berikutnya. Ya setipa 3 bulan aku akan mengingat mungkin. Ataukah aku akan melupakannya.