30/05/09

ku tau

yang aku tau
aku mencintaimu
ya aku sangat mencintaimu

lewat jari kecil sentuhan angin
ku titipkan kata cintaku

lewat hantu malam ku titipkan
rasa rinduku yang mendalam

lewat teriknya panas
ku titipkan
janji manis yang pernah terugapkan

yang aku tau aku hanya cinta kamu
tak pernah berharap apapun

ku cinta kau
ya hanya kau
tak ada
dan tak kan pernah ada...

matahari

matahari siang
sangat panas
akankah ada untuk esok?

matahari aku menunggumu di pantai
lusa
aku membutuhkan kamu
untuk menjadi anganku
meraih pasir yang indah

matahari
ku rindukan asamu namun
ku juga tak tau
apa alasanku?

langkah

keyakinanku tertuju
pada satu langkah
pada satu nisan
pada satu impian

keanggunanmu tak terkalahkan
tak diamkah?
atau tak hanya diam?

lantunan langkah ini
biarkan menjemput anggunmu
tak memaksa
dan biaarkan menyatu dalam darah

Surat buat mama dan papa

Diana mungkin nama yang sangat tak aneh di rumah besar dan mewah tempat ku dibesarkan
ya aku dilahirkan dari sepasang suami istri mama dan papaku yang sangat mencintai hingga akhirnya aku ada mengisi kekosongan mereka.
Namun sayangnya darii kecil ku terbiasa ssndiri ku tak kenqal siapa orang tuaku ya arena mereka sangat sibuk dengan pekerjaan kantor mereka dan yang aku tau mereka hanya memberi aku materi bukan kebahagiaan.
Tak ku pungkiri kami teingal serumah namun aku jarang ketemu mereka. Entah kerena apa mereka sesibuk itu? Hingga tak ada waktu buat anak sematawayngn mereka.
Ya ku akui aku sangat bangga karena punya orang tua yang gigih dan semangat dalam menghadapi kerasnya tantangan hidup. Namun bila terpikir buat apa meraka karja seperti itu? Apakah buat masa depanku?
Sadar ku pnya segalanya tapi ku tak punya siapa2 ku hanya punya uang hidupku begitusepi sendiri seperti tak dianggaap ada.
Sampai hari ulang tahunku pun mereka sepertinya tak ingat yang ada diingatan mereka setiap meinngu papa dan mama ternasfer sejumlah uang untuk kehidupanku untuk semua keperluanku tanpa ereka pernah bertanya sebenarya apa yang aku inginkan?
Aku sisihkan uang yang orangtuaku kasih untuk sebuah panti asuhan anak yatim ketika ku kesepian ku menghabiskan waktu banreng mereka karena buat aku merekalah yang mengerti aku tak seperti orangtuaku yang tak pernah tau apa yang anaknya inginkan.
Hari ini ulangtahunku yang ke-18 ku merasa sangat malas karen pasti takkan ada ucapan apalagi hadiah jadi ku putusakan aku pergi ke taman yang tak jauh dari rumahku. Sengaja ku jalan kaki mengisi kekosongan yang ada karena ku tau hatiku saat ini benar2 sangat sepi dan kesepian.
Sesampainya ditaman ku duduk melihat bunga2 yang mekar dengan segarnya dan melihat kupu2 yang sanagt indah berkejar2an sdengan sesamanya. Ah malas akhirnya ku memutuskan tuk pulang.
Tiba2 dari belakang ada motor yang lari begitu cepat menyermpet akudan membuatku jatuh hingga mungkin pinsan setauku saat itu aku sudah berada di RS.
Ku bertanya pada dokter siapa yang membawa aku kemari? Tak ada yang tau dan anehnya semua biaya sedah ditanggung, mungkin orang itu malaikat pikirku.
Waktu itupun berlalu ku kembali kerumah dengan luka perban di dahi. ku melihat ada mama sedang duduk dengan salah satu client bisnisnya di depan. Anehnya tak ada pertanyaan semuanya seperti biasa saja tak ada yang ditanyakan.
Ku lari ke kamar dengan tertatih2 meniangis histeris “ mengapa mama seperti itu jahat sekali” aku hanya berharap dia bertanya kenapa dahiku diperban? mungkin dengan senang hati ku akan menjelaskan tanpa memperdulikan rasa sakit yang aku derita. Tapi apa? Mama tak menyapa. Apalagi papa yang tak tau ada dimana???
3 tahun berlalu setelah kejadian itu dalam tiga tahun yang aku jalani tak ada masalah namuan hari ini saat ulangtahunku yang ke 21 ku merasakan ada sakit yang mendalam ku yakin sakiyt ini berasal dari luka lama yang dulu ya saat umurku masih 18tahun.
Ku merasa sangat sakit hingga ku menjerit2 histeris oh sakit...
namun sayangnya orangtuaku ta akan tau karena meraka tak ada disini dan aku janji tak akan memberi tau. Karena buat apa aku memberi tau tak akan ada yang peduli dengan kondisiku.
Ya hampir tiap hari aku merasakan sakit yang tak terkalahkan. Karena itu terus berlanjut dalam beberapa mingg akhirnya u emutuskan untuk pergi ke RS memeriksakan apa yang terjadi dengan kepalaku.
Hasil tes baru bisa diambil 4 hari setelah itu. Ku memeng menderita dengan rasa sakit yang sanget menyiksa namun dibandingkan dengan sakit hati yang kuderita tak ada bandingannya bahakan aku sangat dendam pada kedua oarangtuaku.
4hari ku menunggu akhirnya aku bisa melihat apa yang menjadi penyakit dikepalaku.. ku pergi sendiri dengan kaki yang sangat tenang seperti tak ada masalah. Ku temui dokter yang telah ku janjikan akan aku temui di RS yang memeriksakan penyakitku.
Ku bertemu dokter dengan persaan tak enak entah apa yang terjadi?
Ku bertanya tentang apa yang aku derita?
Dokter menjawab dengan sangat hati2 ku tau mungkin takut menyakiti erasaanku dan dia bilang aku kena kanker otak stdium akhir. Tak kaget aku mendengar karena dugaanku juga mngetakan aku seperti itu.
Mungkin umurku tinggal beberapa hari atau bahkan tinggal menghitung detik mungkin. Awalnya ku mau memberikan surat yang diberikan dokter kepada mamaku biar mereka kaget dan menyesal menelantarkan aku, tapi tetap aku tak tega walau bagaimanapun mereka adalah orang yang paling aku sayang ya karena meraka orangtuaku meraka yang membuat aku hidup dan menjadi tau arti kehidupan.
Ku urungkan niat biarkan aku yang menanggung semuanya ku akan berikan setelah aku tiada ya akan ku berikan dengan sebuah kado yang berwarna ungu kesukaan mama.
Dalam akhir hidupku yang tak ku sesali adalah aku punya orangtua yang sangat menyayangiku walau ku tak tau bagaimana mereka menyayangiku.
Ku bunkus sebuah boneka yang dulu ketika aku berumur 5 tahun mereka berikan sebagai oleh2 dari kepergian mereka ke singapore dan ku balut dengan sebuah jaket yang pernah papa berikan ketika ku masih TK. Walau itu sudah lampau tapi aku sangat mengingat masa2 itu karena itulah kenagan yang terindah yang teringat dalam memori bersama itu keu masukan sebuah amplop dari dokter dan secarik kertas yang bertuliskan
“mama papa aku tak pernah menyesal mempunyaoi orang tua seperti kalian walau hati kecilku sangat dendam karena keegoa kalian yang tak pernah menganggapku ada. Enth waktu dan harta kalian akan kalian berikan pada siapa?
Aku tak butuh semua itu, yang aku butuhkan hanya kalian.
Ini esempatan terakhir yang aku punya aku hanya minta maaf. Aku enyayangi kalian tapi au tak pernah mengataknnya. Maaf atas semua kesalhanku”
hari itu skujur tubuhku kaku mungkin ini adalah saat terakhir aku berada di dunia ini dari hidungku keluar darah bertumpahan di kertas kado ku membaringan diri di sopa dan ku menutup mata ya aku menutup mataku yang sanagt lelah untuk melihat isi dunia. Waktunya aku pulang***********

Lukisan Dia

Ku ambil sebuah kuas yang tertera rapindisebuah meja kecil tempat semua pealatan lukisku ada. Sengaja ku letakan dalam setu tempat agar tak berceceran dan berantakan. Ku sediakan kanfas putih yang siap ku lukis sesuka kuasku menari ya karena tanganku akan melakukan apa yang dia inginkan. Entah apa yang ada dalam inspisrasiku ya mungkin karena hari ini aku terlalu capek namun ku bisa meluangkan sedikit waktu dalam rutinitasku.
Entah apa yang bisa dikatakan setiap aku menggoreskan kuas pada kanfas selalu ada sebuah bayangan yang akan aku lukis ya itu adalah bayangan seorang laki2 separuh baya. Ya laki2 itu benar2 aku kenali sosok yang selama ini aku nanti2 dan aku rindukan, laki2 yang aku sayangi dan yang membuatku tak bisa melupakan dia.
Tak ada yang bisa aku lukis imajinasiku hanya tertuju pada dia seorang dan dengan lukisan yang sama yaitu laki2 dengan postur tubuh yang sangat gagah berdiri tegakdengan selalu memakai jas warna hitamdan membawa koper ditangan kiri yang mungkin itu berkas2 penting yang berisi pekerjaan kantornya.
Selesai ku melukis ku mendengar ada suara pintu yang lembut terbuka ke menengok. Oh ternyata ada mama, entah kenapa mama masuk tanpa mengetuk pintu sepertinya dia akan mengintip apa yang akan aku lakuan namun sayangnya ketauan, ku lebarkan mulutku dan bilang “mama ada apa??” gak ada pa sayang saut mama.
oh ia sayang kamu melukis apa?”
namun entah kenapa ketika dia melihat lukisanku dia membalikan tubuhnya dan pergi meninggalkan aku tanpa ada satu patah katapun. Ku tak komentar karena ku tau apa yng dirasakan sang mama yang malang.
Ku berdiri seolah2 tak ada masalah ku mengikuti langkah mama ku mengikutidia sampai aku menemukan dia berdiri di dekat kolam renang ku peluk dari belakang ku membisikan “mah kita sama2 merindukan dia” dengan sambutan tangisan mama mengangguk.
Ya aku memang saah kenap yang ada di otakku hanya laki2 itu laki2 yang kami rindukan ya dia papaku orang yang paling kami cintai
tapi sayngnya dia pergi mendahului kami, dia meninggal dirung kerjanya. Yang ku tau dia dibunuh oleh clientnya sendiri.
Tak tau client yang mana yang membunuh karena pembunuhan itu tak tercium dan tak terungkap.seingatku pas watu itu aku berumur 15tahun sangat kecil untuk kehilangan seorang ayah sampai sekarang umurku 21tahun
seingatku pagi terakhir ku bertemu dia kami tak sarapan bersama padahal biasanya kami menghabiskan waktu pagi bersama dengan penuh kegembiraan, namun pagi itu tak seperti biasanya papa bilang “papa ada meeting sama client” kami tak berkata apa2 karena memang sesekali papa berangkat lebih pagi. Anehnya papa sekarang berangkat tanpa sopir dia memberanikan berngkat sendiri. Ya itu saat yang ku ingat melihat pap dengan gagahnya melngkahkan kaki menuju pintu dengan membawa koper dengan sangat rapi bergegas meninggalkan kami.
Itu mungkin yang membuat aku bangga papa tak pernah mengecewakan clientnya dan papa sangat jujur. Betapa beruntungnya aku mempunyai seorang papa seperti itu.
Tak tau kejadiannya siang itupun ku dijemput dari sekolahku setelah itu dirumah ku hanya melihat sesosok mayat yang terbujur kaku. Ya dia papaku dia adalah papaku orang yang paling aku sayangi. Penuh tandatanya tentang kematian dia namun apa yang mau dikatakan semuanya sudah terjadi aku telah kehilangan papa, ya dia telah mati meninggalkan aku meninggalkan anaknya dan seorang istri. Yang ku tau dia dibunuh oleh clientnya di ruang tempat kerjanya sebelum jam 7 ya 15 menit setelah papa pergi dari pintu rumah.
Ku berteriak menagis melihat itu, entah karena kaget taupun takut aku tak akan punya ayah. yang ada dipikirku Oh betapa kejam orang yang membunuh ayahku dan kenapa dia melakukan itu?
Sekarang aku sudah dewasa ya mungkin karena dilihat dari umur aku sudah 21tahun.dan sekarang aku mulai sadar bahwa setiap yang hidup akan mati begitupun papaku walau ku tau sakit rasanya ditinggalkan dengan cara seperti itu. Walau aku tak bisa bersama papa tapi ku masih bisa merasakan ada aura yang terpancar ya walau kebanggaanku hanya bisa melukis punggung papaku tapi buatku merasa sangat indah
ku sadar yang mati telah pergi yang hidup tak harus menjadi mati tapi biarkan yang mati tetap teratapi walau tak akan pernah terimpikan tuk hidup kembali....

28/05/09

lama yang aku tunggu

ku tak pernah tau apa yang selalu mengganggu pikirku
kadang khayal yang membeku membuatku merasakan ada mata yang melihat
sulit ku ungkap namun besar rasa dihati yang mengatakan kalau itu adalah yang
ku impikan ya sebuah impiaan yang terkadang ada dikala aku duka dan hilang kala aku bahagia
namun haruskah yang duka menjadikan diri ini bahagia???
sedangkan yang bahagia berubah menjadi duka dalam kedukaan??

adilkah apa yang menjadi tantangan?
haruskah setiap tantangan selalu dihadapi
lalu siapa tanggng jawab? apa yang harus di lakukan untuk tantngan.
dan kemanakah langkah sang impian?

ada air yang jatuh dari gunung berharap bertemu dengan sesamanya dilautan
ada sekelumit keinginan bagi meraka karena mereka ingin bersatu namun haruskah derasnya tantangan
menghalangi jalan menuju kebahagiaan?
lalu kenapa mereka terus melaluinya?
apakah kerena mereka mengalir mencari yang lebih rendah?
ataukah karena selalu seperti itu jalannya.

taukah yang menjanjikan kebahagiaan adalah hati kita?
dan sadarkah ada mata yang mengawasi namun dia adalah jalan menuju kebahagiaan kita?
kadang memang tak pernah menyadari ada arti dibalik tatapan
semuanya terbgantung kita yang akan menyadarinya apakah harus tetap begini ataukah harus berubah

bantulah setiap tantangan yang menghadang dengan doa dan tujuan mengalahkan apa yang tak diinginka
carilah mata yang bisa kita ajak bicara
dan carilah debu yang bisa kita ajak bercengkrama

kita tak menyadari ada sekelumit asa yang mungkin itu adalah tujuan kita sebenarnya namun
terkadang kesadaran kita hanya tertuju pada ego kita masing2
ku membutuhkan jiwaku dan jiwaku membutuhkan akau
tak selamanya aku berada dijiwaku namun impianku untuk jiwaku
berharap ada asa yang terpendam yang harus kujalani tanpa atau dengan jiwaku

27/05/09

Aku dan Danau itu

Amaria itu panggilanku, aku dilahirkan dari keluarga yang sanagt kekurangan, gubuk tempat aku dan keluargaku tinggal berada di sebuad pinggiran desa. ya persisnya didekat sebuah danau. ya hampir setiap hari aku membunag banyak waktu di dekat danau itu. ada alasan yang tak bisa dihindari ya karena didekat danau itu ada padang rumput dan aku terbiasa menggembalakan kambing2 ku di padang itu.
menurut sebagian orng wanita tak pantas melakukan hal yang seperti itutapi itu adalah pekerjaan ku orang tuaku sudah tak mungkin melakuknnya. ayahku gila sedangkan ibuku menjadi pembantu disbuah rumah aku adalah anak satu2nya tapi aku tak akan manja karena aku sadar diri siapa aku?
setiap aku selesai menggembalakan kambing2 aku pulang kerumah dengan sangat lelah ya hampir tiap hari aku mempunyai rutinitas seperti itu..
sangat melelahkan aku ingin hidup mewah, terkadang hati ini berontak karrena aku sudah tak tahan hidup seperti ini rasanya tuhan emag tak adil. tapi apa yang akan dikatakan??? ini adalah kehidupan dan aku harus terima semuanya.
suatu pagi aku sangat malas bangun ya mungkin karena aku sangat lelah hingga tak ku hirukan ketukan pintu bunda yang menyuruh aku bangun pagi2.
*** sangat indah ya, aku sudah merasa nyaman berada ditempat ini penuh dengan kemegahan ya sangat nyaman hingga tak aku hirauka siapapun yang akan mengganggu ku.
aku berada di tempat yang aku tunggu2 selama ini tempat yang penuh dengan segalanya ya yang enuh dengan kemewahan. sangat nyaman bukan dibandingkan tempatku yang dirumah sangat sempit dan kotor***
"ya ampun ne anak mau kapan bngunnya??? amaria bangun...."
ya ampun ternyata cuma mimpi sayang banget ya. oh tuhan ini sudah sing dan aku harus pergi menggembalakan kambing2ku kasihan kambing2ku.
tergegas aku keluar dan menuju kambing2ku yang teriak2. tiba2 aku berhenti melihat ayang yang sedang melamun dengan wajah yang tersenyum2 sendiri. sakit kurasakan ya lebih sakit melihat orang yang aku sangat cintai seperti itu tapi pa yang mau dikatakan???
hari ini aku duduk disamping danau merenungkan mimpi yang tadi pagi membuat aku enggan bangun namun disisi lain aku juga memikirkan ayah yang seperti itu sangat asakit ya sakit sekali. seandainya kau jadi orang kaya mungkin aku tak akan seperti ini.
aku kembali kerumah karena dengan waktu juga aku harus kembali hari ini cukup membebaniku dengan semua yang mengganggu pikirku apalagi kalau mengingat ayah sangat sedih sesampainya dirumah aku elihat ada juragan kampung yang membentak2 ibuku karena yang kau tau ibu belum mengembalikan utng yang sudah 2 tahun tak dibayar aku tak bisa berbuat apa2 karena aku juga tak mengerti apa yang harus aku lakukan tiba2 juragan menunjuk kambing2 yang aku giring dan bodiguardnya mengambil tali2 kambing yang au pegang, ku meronta jangan ambil lalu ibuku berusaha mengejar tapi tetap orang itu tak menghiraukan padahal itu satu2nya yang kami punya. ku menagis melihatnya dan berteriak dalam hati tuhan kenapa kamu tak adil apalgi yang akan kamu ambil???
ku kembali ke danau ku melihat ada sisa sinar matahari yang akan tenggelam sangat indah namun tak bisa mengobati lukaku. ku melihat matahari itu sampai dia benar2 pergi ya sampai hari itu gelap sampai tak ada cahaya matahari lagi tapi aku masih bisa melihat ada cahaya ya ada cahaya bulanyang terlihat dari pantulan air. ku menghela nafas panjang oh... kenaa aku harus mempermasalahkan masalah ya aku baru sadar ternyata aku tak kehilangan segalanya walaupun aku telah kehilangan kambingku tapi aku tak kehilangan danau itu ya danau itu danau yang membuatku bisa berfikir dewasa dan yang bisa buatku semakin tau ada kemudahan yang bisa dijadikan alasan. ku tak sendiri ada tuhan yang akan selalu memberi rizki
ku titipkan salam lewat danau ini untuk keindahan dan impian yang akan merubah segalanya....

26/05/09

kamu

dan yang lalu tak berujung
dalam hampa ku tak melihat
ya hanya nyanyian yang ku dengar
lembut nafasmu yang tipis
menggores nadi

jarum2 yang patah menusuk
kadang senang membuat nadi bergetar

sakit ku rasa namun lembut dan indah
terkoyak oleh alunanmu yang manis dan tertidur

oh aku yang mendamba mu dalam imajinasi
ku mencarimu

lukisan itu

ku mulai melakukan kegiatan yang sangat ku rindukn di saat pagi... ya ku mulai dengan aroma mentari yang sangat membutku tenang bahkan damai mungkin....
ku lalukan setiap angan dan impian yang mungkin semalaman menghiburku dan membuatkau merasa lebih bahagia ataupun sebaliknya...

ya sekarang aku akan bahagia dengan yang ini mentari pagi yang bersinar dan memasuki ruang pikirku yang terkadang sangat sempit. ku awali lagi indah ini dengan membuka koper yang sudah lamu ku simpan
ku buka berkas2 yang ada didalamnya hingga ku tecengang melihat sesuatu yang aku kenal tapi udah usang dimakan waktu karena terlalu lamu mungkin. ketika ku ingat ya itu adalah sebuah lukisan yang sengaja orang itu titipkan kepadaku, walau ku tak mengenalnya namun ku tau dia adalah orang yang pernah menjadi dekat kerena seseorang, ku ikir untuk membuang tak lama kemudian aku melihat lukisan itudalam2 dan yang ku ingat itu hanya lukisan daun yang ada di pinggir pantai, setelah sadar itu adalah pesan terakhir yang di berika seseorang buat menjauhi dirinya krena kehidupan kamu akan berbedadengan kenyataannya

saat tersadar ku tau makna yang terkandung namun ku terlalu terlambat untuk mengungkapkan kalo aku tak akan menjadi seperti ini kalo semuanya berjalan tanpa ada rencana... tak taulahrencana tuhan apa yang ku ingat dia tlah pergi meninggalkan ku ya pergi karena cintanya dan pergi tanpa cintaku... menyesal sesungguhnya, namun penyesalan tak akan pernah mengembalikan sesuatu.

yang mati telah pergi
yang hidup tak harus mnjadi mati tapi biarkanlah yang mati teringatkan walau tak akan pernah terbayangkan tuk kembali...