30/05/09

Lukisan Dia

Ku ambil sebuah kuas yang tertera rapindisebuah meja kecil tempat semua pealatan lukisku ada. Sengaja ku letakan dalam setu tempat agar tak berceceran dan berantakan. Ku sediakan kanfas putih yang siap ku lukis sesuka kuasku menari ya karena tanganku akan melakukan apa yang dia inginkan. Entah apa yang ada dalam inspisrasiku ya mungkin karena hari ini aku terlalu capek namun ku bisa meluangkan sedikit waktu dalam rutinitasku.
Entah apa yang bisa dikatakan setiap aku menggoreskan kuas pada kanfas selalu ada sebuah bayangan yang akan aku lukis ya itu adalah bayangan seorang laki2 separuh baya. Ya laki2 itu benar2 aku kenali sosok yang selama ini aku nanti2 dan aku rindukan, laki2 yang aku sayangi dan yang membuatku tak bisa melupakan dia.
Tak ada yang bisa aku lukis imajinasiku hanya tertuju pada dia seorang dan dengan lukisan yang sama yaitu laki2 dengan postur tubuh yang sangat gagah berdiri tegakdengan selalu memakai jas warna hitamdan membawa koper ditangan kiri yang mungkin itu berkas2 penting yang berisi pekerjaan kantornya.
Selesai ku melukis ku mendengar ada suara pintu yang lembut terbuka ke menengok. Oh ternyata ada mama, entah kenapa mama masuk tanpa mengetuk pintu sepertinya dia akan mengintip apa yang akan aku lakuan namun sayangnya ketauan, ku lebarkan mulutku dan bilang “mama ada apa??” gak ada pa sayang saut mama.
oh ia sayang kamu melukis apa?”
namun entah kenapa ketika dia melihat lukisanku dia membalikan tubuhnya dan pergi meninggalkan aku tanpa ada satu patah katapun. Ku tak komentar karena ku tau apa yng dirasakan sang mama yang malang.
Ku berdiri seolah2 tak ada masalah ku mengikuti langkah mama ku mengikutidia sampai aku menemukan dia berdiri di dekat kolam renang ku peluk dari belakang ku membisikan “mah kita sama2 merindukan dia” dengan sambutan tangisan mama mengangguk.
Ya aku memang saah kenap yang ada di otakku hanya laki2 itu laki2 yang kami rindukan ya dia papaku orang yang paling kami cintai
tapi sayngnya dia pergi mendahului kami, dia meninggal dirung kerjanya. Yang ku tau dia dibunuh oleh clientnya sendiri.
Tak tau client yang mana yang membunuh karena pembunuhan itu tak tercium dan tak terungkap.seingatku pas watu itu aku berumur 15tahun sangat kecil untuk kehilangan seorang ayah sampai sekarang umurku 21tahun
seingatku pagi terakhir ku bertemu dia kami tak sarapan bersama padahal biasanya kami menghabiskan waktu pagi bersama dengan penuh kegembiraan, namun pagi itu tak seperti biasanya papa bilang “papa ada meeting sama client” kami tak berkata apa2 karena memang sesekali papa berangkat lebih pagi. Anehnya papa sekarang berangkat tanpa sopir dia memberanikan berngkat sendiri. Ya itu saat yang ku ingat melihat pap dengan gagahnya melngkahkan kaki menuju pintu dengan membawa koper dengan sangat rapi bergegas meninggalkan kami.
Itu mungkin yang membuat aku bangga papa tak pernah mengecewakan clientnya dan papa sangat jujur. Betapa beruntungnya aku mempunyai seorang papa seperti itu.
Tak tau kejadiannya siang itupun ku dijemput dari sekolahku setelah itu dirumah ku hanya melihat sesosok mayat yang terbujur kaku. Ya dia papaku dia adalah papaku orang yang paling aku sayangi. Penuh tandatanya tentang kematian dia namun apa yang mau dikatakan semuanya sudah terjadi aku telah kehilangan papa, ya dia telah mati meninggalkan aku meninggalkan anaknya dan seorang istri. Yang ku tau dia dibunuh oleh clientnya di ruang tempat kerjanya sebelum jam 7 ya 15 menit setelah papa pergi dari pintu rumah.
Ku berteriak menagis melihat itu, entah karena kaget taupun takut aku tak akan punya ayah. yang ada dipikirku Oh betapa kejam orang yang membunuh ayahku dan kenapa dia melakukan itu?
Sekarang aku sudah dewasa ya mungkin karena dilihat dari umur aku sudah 21tahun.dan sekarang aku mulai sadar bahwa setiap yang hidup akan mati begitupun papaku walau ku tau sakit rasanya ditinggalkan dengan cara seperti itu. Walau aku tak bisa bersama papa tapi ku masih bisa merasakan ada aura yang terpancar ya walau kebanggaanku hanya bisa melukis punggung papaku tapi buatku merasa sangat indah
ku sadar yang mati telah pergi yang hidup tak harus menjadi mati tapi biarkan yang mati tetap teratapi walau tak akan pernah terimpikan tuk hidup kembali....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar